KAREBATORAJA.COM, PALU — Gereja Toraja bekerja sama dengan Persatuan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI), serta beberapa donatur lainnya sudah membangun 73 hunian sementara (huntara) untuk para korban gempa dan tsunami Palu.
Hunian sementara yang dibangun Gereja Toraja ini tersebar di beberapa lokasi, diantaranya Jono Oge, Sidera, dan Kota Palu.
“Sampai saat ini kita sudah selesaikan 73 unit huntara dan masih ada sekitar 15 unit yang akan kita bangun,” ungkap Ketua I BPS Gereja Toraja, Pdt. Alfred Anggui, Senin, 1 April 2019.
Pembangunan Huntara ini, kata Pdt Alfred, merupakan kerjasama dengan berbagai pihak. Beberapa pihak lain membangun kamar mandi, aula dan bangunan lainnya.
“Jadi bantuan itu dari berbagai pihak selain sumbangan dari jemaat gereja Toraja juga dari jemaat dari luar gereja Toraja,” ujarnya.
Menurut Alfred, selain membangun rumah bantuan juga diberikan kepada beberapa korban yang rumahnya tidak terlalu rusak dengan cara memberikan bantuan bahan untuk renovasi seperti kita berikan atap dan bahan bangunan lainnya.
Selain itu, yang menjadi perhatian bersama BPS Gereja Toraja adalah korban yang kehilangan lahan kerja, misalnya petani yang sudah kehilangan lahan pertaniannya.
“Ini yang menjadi pemikiran kita bersama bagaimana memulihkan kondisi mereka, terutama yang ada di Sidera. Jadi selain membangun Huntara kita juga konsen memikirkan dua hal itu kehilangan lahan pekerjaan, anak-anak sekolah mereka,” ujarnya.
“Harapan kita bersama adalah bagaimana memulihkan kondisi mereka yang masih trauma. Kita juga berharap kepada seluruh teman-teman dan warga gereja agar tetap mengingat selalu untuk terus membantu mereka agar kehidupan disana akan kembali pulih meskipun itu bukan hal yang mudah,” pungkas Pdt Alfred. (*)
Penulis: Herson Pasuang
Foto: dok. BPS Gereja Toraja